|
|
|
BUDIDAYA PATINBUDIDAYA PATIN
I. PERSYARATAN LOKASI
1. Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos.
2. Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk memudahkan sirkulasi kolam secara gravitasi, bisa juga cekung ditengah dan dihubungkan paralon keluar untuk pembuangan.
3. Apabila pembesaran patin dilakukan dengan keramba jaring apung (
KJA ) yang dipasang disungai maka harus sungai yang berarus lambat.
4. Kualitas air harus diperhatikan, untuk menghindari timbulnya
jamur, maka perlu ditambahkan larutan penghambat pertumbuhan jamur yaitu ANTISEPTIK (BOSTER BLUE COPPER) atau DESINFEKTAN semacam PK
5. Suhu air yang baik pada saat penetasan telur menjadi larva di
akuarium adalah antara 2628 derajat C. Pada daerah-daerah yang suhu
airnya relatif rendah diperlukan heater (pemanas)
6. pH air berkisar antara: 6,57.
II. TEKNIS BUDIDAYA
Budidaya ikan patin meliputi banyak kegiatan, secara garis besar ada 2
kegiatan yaitu PEMBENIHAN dan PEMBESARAN. Kegiatan pembenihan merupakan
upaya untuk menghasilkan benih pada ukuran dan jumlah tertentu. Produk akhirnya
berupa benih berukuran tertentu, yang umumnya adalah benih selepas masa
pendederan.Benih dapat juga dibeli dari
hathcery. Benih dikumpulkan dalam suatu wadah, dan dirawat dengan
hati-hati selama 2 minggu. Jika air dalam penampungan sudah kotor,
harus segera sirkulasi dan rutin pemberian probiotik (BOSTER AQUAENZYM) Secara garis besar usaha pembenihan ikan patin meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1. Pemilihan calon induk matang gonad
2. Persiapan hormon perangsang/kelenjar hipofise dari ikan donor,yaitu ikan mas.
3. Kawin suntik (induce breeding).
4. Pengurutan (striping).
5. Penetasan telur.
6. Perawatan larva.
7. Pendederan.
8. Pemanenan. Pemindahan benih dari tempat pembenihan ke tempat pembesaran memerlukan
penanganan khusus agar benih selamat ( pada tiap kantong atau jerigen
untuk membawa bibit tambahkan BOSTER PROTEC PLUS
yang merupakan supplement yang mengandung asam amino essential sebagai
suplai energy spontan untuk memperkuat stamina ). Keberhasilan
transportasi benih ikan biasanya sangat erat kaitannya dengan kondisi
fisika dan kimia air.
a. Sarana dan Prasarana
Lokasi kolam dicari yang dekat dengan sumber air dan bebas banjir.
Kolam dibangun di lahan yang landai dengan kemiringan 25% sehingga
memudahkan sirkulasi secara gravitasi.
1. Kolam pemeliharaan induk Bentuk kolam sebaiknya bujur
sangkar dengan dinding bisa dibeton atau kolam tanah dengan dilapisi
anyaman bambu. Pintu pemasukan air dengan paralon
dan dipasang saringan, sedangkan untuk pengeluaran air sebaiknya
berbentuk matahari atau kotak di tengah kolam lalu dihubungkan dengan
paralon model U untuk memudahkan pengeluaran kotoran yang ada didasar
kolam.
2. Kolam pemijahan
Tempat pemijahan dapat berupa kolam tanah atau bak tembok. Ukuran/luas
kolam pemijahan tergantung jumlah induk yang dipijahkan dengan bentuk
kolam bujur sangkar. Sebagai patokan bahwa untuk 1 ekor induk dengan
berat 3 kg memerlukan luas kolam sekitar 16 m 2 (4x4 m)dengan 18 buah
ijuk/kakaban. Dasar kolam dibuat miring kearah pembuangan ( cekung di
tengah ), untuk menjamin agar dasar kolam dapat dikeringkan. Pintu
pemasukan bisa dengan pralon dan pengeluarannya bisa juga memakai
pralon model U (kalau ukuran kolam kecil). Bentuk kolam penetasan pada
dasarnya sama dengan kolam pemijahan dan seringkali juga untuk
penetasan menggunakan kolam pemijahan. Pada kolam penetasan diusahakan
agar air yang masuk dapat menyebar ke daerah yang ada telurnya.
3. Kolam pendederan
Bentuk kolam pendederan yang baik adalah segi empat bujur sangkar. Pemasukan air bisa dengan pralon dan pengeluaran/ pembuangan
paralon model U dengan lubang di tengah-tengah kolam. Dasar kolam
dibuatkan kemalir (saluran dasar) dan di dekat pintu pengeluaran dibuat
kubangan/laban. Fungsi laban adalah tempat berkumpulnya benih saat panen
dan kubangan untuk memudahkan penangkapan benih. dasar kolam dibuat
miring ke arah pembuangan. Petak tambahan sebagai tandon air yang
mempunyai kekeruhan tinggi (air sungai) maka perlu dibuat bak
pengendapan dan bak penyaringan.
b. Pembibitan
1. Menyiapkan Bibit
Bibit yang hendak dipijahkan bisa berasal dari hasil pemeliharaan
dikolam sejak kecil. Induk yang ideal adalah dari kawanan patin dewasa hasil
pembesaran dikolam sehingga dapat dipilihkan induk yang benar-benar
berkualitas baik.
2. Perlakuan dan Perawatan Bibit
Induk patin yang hendak dipijahkan sebaiknya dipelihara dulu secara
khusus di dalam sangkar terapung. Selama pemeliharaan, induk ikan
diberi makan + BOSTER PROTEC PLUS .
Upaya untuk memperoleh induk matang telur adalah dengan memberikan
makanan berbentuk gumpalan (pasta) dari bahan-bahan pembuat makanan
ayam dengan komposisi tepung ikan 35%, dedak halus 30%, menir beras
25%, tepung kedelai 10%, serta vitamin dan mineral ( BOSTER PREMIX AQUAVITA / VITALIQUID + BOSTER AMINO LIQUID
) Makanan diberikan lima hari dalam seminggu sebanyak 5% setiap hari
dengan pembagian pagi hari 2,5% dan sore hari 2,5%. Selain itu,
diberikan juga rucah dua kali seminggu sebanyak 10% bobot ikan induk.
Langkah ini dilakukan untuk mempercepat kematangan gonad. Ciri-ciri
induk patin yang sudah matang gonad dan siap dipijahkan adalah sebagai
berikut :
Induk betina - Umur tiga tahun. - Ukuran 1,52 kg. - Perut membesar ke arah anus. - Perut terasa empuk dan halus bila di raba. - Kloaka membengkak dan berwarna merah tua. - Kulit pada bagian perut lembek dan tipis. - kalau di sekitar kloaka ditekan akan keluar beberapa butir telur yang bentuknya bundar dan besarnya seragam.
Induk jantan - Umur dua tahun. - Ukuran 1,52 kg. - Kulit perut lembek dan tipis. - Bila diurut akankeluar cairan sperma berwarna putih. - Kelamin membengkak dan berwarna merah tua.
Benih ikan patin yang berumur 1 hari dipindahkan ke dalam akuarium
berukuran 90 cm x 45 cm x 45 cm. Setiap akuarium diisi dengan air sumur
bor yang telah diaerasi. Kepadatan penebaran ikan adalah 500 ekor per
akuarium. Aerator ditempatkan pada setiap akuarium agar keperluan
oksigen untuk benih dapat tercukupi. Untuk menjaga kestabilan suhu
ruangan dan suhu air digunakan heater atau dapat menggunakan kompor
untuk menghemat dana atau menutup areal aquarium dengan terpal. Benih umur sehari belum perlu diberi makan
tambahan dari luar karena masih mempunyai cadangan makanan berupa yolk
sac atau kuning telur. Pada hari ketiga, benih ikan diberi makanan
tambahan berupa emulsi kuning telur ayam yang direbus + BOSTER PROTEC PLUS + BOSTER FISH IMUNOVIT (=untuk
meningkatkan ANTIBODI ). Selanjutnya berangsur-angsur diganti dengan
makanan hidup berupa Moina cyprinacea atau yang biasa dikenal dengan
kutu air dan jentik nyamuk. Pembesaran ikan patin dapat dilakukan di
kolam, KJA, melalui sistem pen dan dalam karamba.
1. Pembesaran ikan patin di kolam dapat dilakukan melalui sistem monokultur maupun polikultur.
2. Pada pembesaran ikan patin di KJA, hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah: lokasi pemeliharaan, cara menggunakan
jala apung, kondisi perairan dan kualitas airnya serta proses
pembesarannya.
3. Pada pembesaran ikan patin sistem pen, perlu diperhatikan:
pemilihan lokasi, kualitas air, penebaran benih, dan pemberian pakan serta pengontrolan dan
pemanenannya.
4. Pada pembesaran ikan patin di karamba, perlu diperhatikan
masalah: pemilihan lokasi, penebaran benih, pemberian pakan tambahan,
pengontrolan dan pemanenan.Lokasi yang cocok untuk pemasangan
hampang : kedalaman air ± 0,5-3 m dengan fluktuasi kedalaman tidak
lebih dari 50 cm, arus tidak terlalu deras, tetapi cukup untuk
sirkulasi air dalam hampang. Perairan tidak tercemar.Terhindar dari gelombang dan angin yang kencang
serta terhindar dari hama, penyakit dan predator (pemangsa). Pada
perairan yang dasarnya berbatu, harus digunakan pemberat untuk membantu
mengencangkan jaring. Jarak antara tiang bambu/kayu sekitar 0,5-1 m.
c. Pemeliharaan Pembesaran
1. Pemupukan
Pemupukan kolam bertujuan untuk meningkatkan dan produktivitas kolam,
yaitu dengan cara merangsang pertumbuhan makanan alami
sebanyak-banyaknya. Berikan fermentasi ( dedak 10 KG + BOSTER AQUAENZYM 100 gr + BOSTER PLANKTOP 1 Liter ) untuk kolam luas 5000 m2.
2. Pemberian Pakan
Pemberian makan dilakukan 2 kali sehari (pagi dan sore). Jumlah makanan
yang diberikan per hari sebanyak 3-5% dari jumlah berat badan ikan
peliharaan. Jumlah makanan selalu berubah setiap bulan, sesuai dengan
kenaikan berat badan ikan dalam hampang. Hal ini dapat diketahui
dengan cara menimbangnya 5-10 ekor ikan contoh yang diambil dari ikan
yang dipelihara (sampling). Tiap kali pemberian pakan tambahkan ( BOSTER AMINO LIQUID + BOSTER GROTOP + BOSTER PREMIX / VITALIQUID ) = Untuk mempercepat pertumbuhan ; dan tambahkan juga BOSTER FISH IMUNOVIT ( untuk mempertinggi daya tahan tubuh / ANTIBODI )
3. Pemeliharaan Kolam dan Tambak
Selama pemeliharaan, ikan dapat diberi makanan tambahan berupa pellet
setiap hari dan dapat pula diberikan ikan-ikan kecil/sisa (ikan rucah)
ataupun sisa dapur yang diberikan 3-4 hari sekali untuk perangsang
nafsu makannya tambahkan BOSTER AMINO LIQUID. Untuk memelihara lingkungan kolam agar air tidak pekat secara rutin seminggu sekali tebar BOSTER BLUE COPPER 1 ppm selang 2 hari kemudian tebar BOSTER AQUAENZYM ( untuk menguraikan Bahan Organik dan mengatasi problem lingkungan dan untuk mengencerkan air yang pekat dan bau )
III. HAMA DAN PENYAKIT
1. Hama
Pembesaran ikan patin di jaring terapung predator yang mungkin
menyerang antara lain lingsang, kura-kura, biawak, ular air, dan
burung.Hama lain berupa ikan liar pemangsa adalah udang. Ikan-ikan kecil yang masuk kedalam wadah budidaya
akan menjadi pesaing ikan patin dalam hal mencari makan dan memperoleh
oksigen.
2. Penyakit
Penyakit ikan patin ada yang disebabkan infeksi dan non-infeksi.
Penyakit non-infeksi adalah penyakit yang timbul akibat adanya gangguan
faktor yang bukan patogen. Penyakit non-infeksi ini tidak menular.
Sedangkan penyakit akibat infeksi biasanya timbul karena gangguan
organisme microba patogen.
a. Penyakit akibat infeksi
Organisme patogen yang menyebabkan infeksi biasanya berupa parasit,
jamur, bakteri, dan virus. Produksi benih ikan patin secara masal masih
menemui beberapa kendala antara lain karena sering mendapat serangan
parasit Ichthyoptirus multifilis (white spot) sehingga banyak benih
patin yang mati, terutama benih yang berumur 1-2 bulan untuk
mengatasinya lakukan sirkulasi rutin dan treatment air dengan BOSTER BLUE COPPER dosis 1 ppm selang 2 hari berikutnya tebar probiotik ( BOSTER AQUAENZYM ).
Dalam usaha pembesaran patin belum ada laporan yang mengungkapkan
secara lengkap serangan penyakit pada ikan patin, untuk pencegahan beri
BOSTER FISH IMUNOFIT
selama 3 hari berturut-turut lalu di ulang lagi seminggu kemudian
dengan perlakuan yang sama, beberapa penyakit akibat infeksi berikut
ini sebaiknya diperhatikan.
b. Penyakit parasit
Penyakit white spot (bintik putih) disebabkan oleh parasit dari bangsa
protozoa dari jenis Ichthyoptirus multifilis Foquet. Pengendalian:
menggunakan BOSTER BLUE COPPER
setiap 1 minggu dengan dosis 1 ppm.Untuk pengobatan Ikan yang sakit
dimasukkan ke dalam bak air yang bersih, kemudian kedalamnya masukkan
larutan tadi. Ikan di celup-celupkan dalam larutan selama beberapa
menit. Lakukan pengobatan berulang-ulang selama tiga kali dengan selang
waktu sehari.
c. Penyakit jamur
Penyakit jamur biasanya terjadi akibat adanya luka pada badan ikan.
Penyakit ini biasanya terjadi akibat adanya luka pada badan ikan.
Penyebab penyakit jamur adalah Saprolegnia sp. dan Achlya sp. Pada
kondisi air yang jelek, kemungkinan patin terserang jamur lebih besar.
Pencegahan penyakit jamur dapat dilakukan dengan cara menjaga kualitas
air agar kondisinya selalu ideal dengan rutin sterilisasi seminggu
sekali dengan BOSTER BLUE COPPER
dosis 1 ppm dan selang 2 hari lakukan pemberian PROBIOTIK . Ikan yang
terlanjur sakit harus segera diobati. Pengendalian penyakit tersebut
menggunakan BOSTER BLUE COPPER dengan cara dan dosis seperti diatas.
d. Penyakit bakteri
Penyakit bakterial menjadi ancaman bagi ikan patin. Bakteri yang
sering menyerang adalah Aeromonas sp. dan Pseudo-monas sp. Ikan yang
terserang akan mengalami pendarahan pada bagian tubuh terutama di
bagian dada, perut, dan pangkal sirip.Ikan patin yang terkena penyakit akibat bakteri, ternyata mudah
menular, sehingga ikan yang terserang dan keadaannya cukup parah harus
segera dimusnahkan. Sementara yang terinfeks, tetapi belum parah dapat
dicoba dengan beberapa cara pengobatan. Antara lain:
1. Treatment air dengan BOSTER BLUE COPPER dengan dosis 1 ppm
2. Mencampur pakan dengan Antibiotik BOSTER INROFLOX 12/25 atau BOSTER FISH CYPROXS dosis sesuai pada kemasan
3. Meningkatkan Daya Tahan Tubuh / Antibodi ikan dengan mencampur pakan dengan BOSTER FISH IMUNOVIT
b. Penyakit non-infeksi
Penyakit non-infeksi banyak diketemukan adalah keracunan dan kurang
gizi.Keracunan disebabkan oleh banyak faktor seperti pada pemberian
pakan yang berjamur dan berkuman atau karena pencemaran lingkungan
perairan. Gajala keracunan dapat diidentifikasi dari tingkah laku ikan.
- Ikan akan lemah, berenang megap-megap dipermukaan air, Pada kasus
yang berbahaya, ikan berenang terbalik dan mati ini bisa disebabkan
oleh tingginya gas-gas beracun ( NH3, NO2, H2S ); cara mengatasinya :
berikan BOSTER AQUAENZYM (
probiotik : gabungan sinergis antara bakteri pengurai dan multienzym )
yang berfungsi untuk memperbaiki kondisi lingkungan dengan menguraikan
kandungan Bahan Organik ( BO ) yang tinggi di kolam dan untuk
mengendalikan / menghilangkan Ammonia tambahkan juga BOSTER PLANKTOP ( kandungan unsur Carbon dan mikromineral ) yang berfungsi juga untuk mempercepat pertumbuhan plankton dengan menambahkan BOSTER MANSTAP ( kandungan : multi mineral untuk mempertahankan kwalitas air dan menambah unsur hara) .
Pada kasus kurang gizi, ikan tampak kurus dan kepala terlihat lebih
besar, tidak seimbang dengan ukuran tubuh, kurang lincah dan berkembang
tidak normal. Untuk mengatasinya : tiap kali pemberian pakan / pellet
tambahkan supplement :
BOSTER AMINO LIQUID
( perangsang nafsu makan, dan mempercepat pertumbuhan dengan kandungan
protein siap cerna dalam bentuk asam-asam amino essential )
BOSTER GROTOP (
mengatasi pertumbuhan terlambat, dan meningkatkan penyerapan sari-sari
makanan dengan kandungan enzyme protease untuk mempercepat penyerapan
protein pakan dan untuk memperbaiki metabolism pencernaan ikan )
BOSTER PREMIX AQUAVITA / BOSTER VTALIQUID ( multivitamin lengkap untuk meningkatkan proses metabolism ikan )
c. Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pananganan benih adalah sebagai berikut:
1. Benih ikan harus dipilih yang sehat yaitu bebas dari penyakit,
parasit dan tidak cacat. Setelah itu, benih ikan baru dimasukkan ke
dalam kantong plastik (sistem tertutup) atau keramba (sistem terbuka).
2. Air yang dipakai media pengangkutan harus bersih, sehat, bebas
hama dan penyakit serta bahan organik lainya dan telah diaerasi semalam.
3. Sebelum diangkut benih ikan harus diberok dahulu selama beberapa
hari. Gunakan tempat pemberokan berupa bak yang berisi air bersih dan
dengan aerasi yang baik. Bak pemberokan dapat dibuat dengan ukuran 1 m
x 1 m atau 2 m x 0,5 m. Dengan ukuran tersebut, bak pemberokan dapat
menampung benih ikan mas sejumlah 50006000 ekor dengan ukuran 3-5 cm.
Jumlah benih dalam pemberokan harus disesuaikan dengan ukuran benihnya.
d. Berdasarkan lama/jarak pengiriman, sistem pengangkutan benih harus
Dilakukan untuk pengangkutan benih jarak jauh yang memerlukan waktu
lebih dari 4-5 jam, menggunakan kantong plastik. Volume media
pengangkutan terdiri dari air bersih 5 liter + BOSTER PROTEC PLUS ½ sendok makan yang diberi buffer Na2(hpo)4.1H2O sebanyak 9 gram.
. Cara pengemasan benih ikan yang diangkut dengan kantong plastik:
1. masukkan air bersih + BOSTER PROTEC PLUS ke dalam kantong plastik kemudian benih;
2. hilangkan udara dengan menekan kantong plastik ke permukaan air;
3. alirkan oksigen dari tabung dialirkan ke kantong plastik sebanyak 2/3 volume keseluruhan rongga (air:oksigen=1:1);
4. kantong plastik lalu diikat.
5. kantong plastik dimasukkan ke dalam dos dengan posisi membujur
atau ditidurkan. Dos yang berukuran panjang 0,50 m, lebar 0,35 m, dan
tinggi 0,50 m dapat diisi 2 buah kantong plastik.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan setelah benih sampai di tempat tujuan adalah sebagai
berikut:
Siapkan larutan BOSTER INROFLOX12/25 atau BOSTER FISH CIPROXS dalam waskom
Buka kantong plastik, tambahkan air bersih yang berasal dari
kolam setempat sedikit demi sedikit agar perubahan suhu air dalam
kantong plastik terjadi perlahan-lahan.
Pindahkan benih ikan ke waskom yang berisi larutan ANTIBIOTIK selama 1-2 menit.
Masukan benih ikan ke dalam bak pemberokan. Dalam bak pemberokan
benih ikan diberi pakan secukupnya. Selain itu, dilakukan pengobatan
dengan larutan ANTIBIOTIK selama 3 hari berturut-turut.
Setelah 1 minggu dikarantina, tebar benih ikan di kolam budidaya.
Pengemasan benih harus dapat menjamin keselamatan benih selama
pengangkutan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengemasan benih ikan patin yaitu:
Sediakan kantong plastik sesuai kebutuhan. Setiap kantong dibuat
rangkap untuk menghindari kebocoran. Sediakan karet gelang untuk simpul
sederhana. Masingmasing kantong diisi air sumur + BOSTER PROTEC PLUS yang telah diaerasi sebelumnya selama 24 jam.
Benih ikan yang telah dipuasakan selama 18 jam ditangkap dengan
serokan halus kemudian dimasukan kedalam kantong plastik tadi.
Satu persatu kantong diisi dengan oksigen murni (perbandingan
air:oksigen = 1:2). Setelah itu segera diikat dengan karet gelang
rangkap.
Kantong-kantong plastik berisi benih dimasukkan kedalam kardus.
Lama pengangkutan. Benih ikan patin dapat diangkut selama 10 jam
dengan tingkat kelangsungan hidup mencapai 98,67%. Jika jarak yang
hendak ditempuh memerlukan waktu yang lama maka satu- satunya cara
untuk menjamin agar ikan tersebut selamat adalah dengan mengurangi
jumlah benih ikan di dalam setiap kantong plastik. Berdasarkan
penelitian terbukti bahwa benih patin masih aman diangkut selama 14 jam
dengan kapadatan 300 ekor per liter.
|
|
|
|
|